Contoh PTK Problem Base Learning Terbaru dan Terlengkap

 BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas biasanya berlangsung secara alamiah. Kegiatan tersebut berlangsung terus menerus dan jarang sekali mendapat perhatian dari guru setelahnya. Kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran pembelajaran seperti respon peserta didik yang kurang pada materi palajaran yang disampaikan dianggap biasa dan guru merasa bahwa tidak akan terulang pada pembelajaran berikutnya dan segera melupakanya. Namun dalam proses pembelajaran berikutnya hal tersebut terjadi lagi, lagi dan lagi.

Demikian juga penafsiran guru ketika hasil ulangan harian peserta didik rendah pada KD tertentu. Semua kesalahan dibebankan kepada peserta didik kurang aktif saat pembelajaran dan kurang belajar di rumah. Sebagian besar guru belum mampu menerima bahwa proses pembelajaran tergantung dari tingkat kesulitan materi pelajaran, aktifitas guru, respon yang diberikan oleh peserta didik dan kelengkapan media dan alat peraga pembelajaran.

Dalam hal ini diperlukan perubahan dan inovasi pembelajaran pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang memungkinkan prosesnya mampu meningkatkan kemampuan peserta didik. Perubahan dan inovasi pembelajaran dapat berupa perubahan strategi pembelajaran, metode mengajar, media dan alat peraga pembelajaran serta tingkat kesulitan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan sekolah, guru dan peserta didik. Guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia termotivasi untuk belajar.

Dengan pemberlakuan kurikulum 2013 memberikan dampak yang besar terhadap perubahan proses belajar mengajar di sekolah. Sebagian besar guru mengalami kesulitan dalam penerapannya di dalam kelas. Proses belajar mengajar masih menggunakan model pembelajaran yang berbasis pada tingkat suka peserta didik dan belum menyentuh secara langsung terhadap penguasaan materi pembelajaran. Peserta didik belum terbiasa mengerjakan tugas sekolah berbasis masalah.

Ketentuan dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok sangat perlu dilaksanakan pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika. Mereka cenderung kesulitan dalam mengerjakan soal terbuka berbentuk cerita dan tidak terbiasa mempresentasikan penyelesaian soal matematika di depan kelas. Penyebabkan kesulitan belajar matematika bagi peserta didik antara lain, yaitu: (1) pembelajaran matematika masih bersifat abstrak tanpa mengaitkan permasalahan matematika dengan kehidupan; (2) motivasi belajar matematika peserta didik masih rendah karena ketidaktahuan akan tujuan pembelajaran; (3) peserta didik tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kepada guru; (4) guru masih dominan dalam pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita harusnya sudah diketahui guru. Model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), kegiatan pokoknya adalah memecahkan soal matematika berbentuk cerita melalui rangkaian kegiatan bersama atau kelompok berdasarkan masalah atau data real hasil observasi langsung, sehingga peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan sangat tepat untuk menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal cerita salah satunya adalah kemampuan komunikasi matematik, karena peserta didik harus mampu mengkomunikasikan permasalahan dan mengubahnya ke dalam model matematika, mempunyai kemampuan/ keterampilan untuk menyelesaikan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan.

Keberhasilan pembelajaran matematika harus dibarengi dengan ketersediaan perangkat pembelajaran, media dan alat peraga pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran, media dan alat peraga yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta mempertimbangkan kebutuhan pengajar dan peserta didik sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik peserta didik khususnya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Permasalah yang dihadapi peserta didik dan guru dalam melaksanakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu berdasarkan hasil pengamatan lapangan adalah:

  1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) belum terlaksana dengan baik;

  2. Peserta didik belum mampu menerima dan terbiasa dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM);

  3. Hasil belajar matematika pada materi segitiga masih rendah.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam peneitian ini permasalahan dibatasi pada:

        1. Bagaimanakah aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi segitiga dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu?

        2. Bagaimanakah aktivitas belajar peserta didk dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi segitiga dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu?

        3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika peserta didik pada segitiga dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu?

  1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ”Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada Materi Segitiga kelas VII B di SMP Negeri 1 Kusan Hulu” ini bertujuan untuk:

  1. Mendiskripsikan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada materi segitiga VII B SMPN 1 Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu;

  2. Menganalisis aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada materi segitiga kelas VII B SMPN 1 Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu;

  3. Mengevaluasi peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi segitiga kelas VII B SMPN 1 Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu;

  1. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat bagi guru, peserta didik, kepala sekolah, dan peneliti itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain:

        1. Bagi guru, kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan kinerja secara professional serta dengan hasil penelitian ini diharapakan dapat memperbaiki proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat dijadikan bahan kajian materi dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di kelas;

        2. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapakan peserta didik dapat mengaitkan permasalahan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan meningkatkan motivasi belajar matematika peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas, serta mampu mengemukakan ide atau gagasan kepada guru pada saat proses beajar mengajar berlangsung;

        3. Bagi kepala sekolah penelitian ini bermanfaat untuk sekolah yaitu permasalahan aktual di sekolah dapat teratasi dan sekolah tersebut dapat menentukan kebijakan sendiri dalam meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing serta meningkatkan kemampuannya dalam membimbing dan mensurvei guru-guru disekolahnya agar dapat meningkatkan kinerja dalam proses belajar mengajar terutama mata pelajaran matematika;

        4. Bagi peneliti lain diharapakan penelitian ini merupakan bagian dari salah satu referensi untuk melakukan penelitian sejenis dengan peserta didik, sekolah, dan materi pelajaran yang berbeda pada waktu yang akan datang.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

              1. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pada Sumber Belajar Penunjang PLGP 2016 Materi Pedagogik Bab V Disain Pembelajaran menjelaskan bahwa, Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru (Kemdik, 2016). Pembelajaran berbasis masalah merupakan metode belajar yang menggunakan masalah nyata sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Melalui pembelajaran berbasis masalah, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah masalah kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya.

Dalam Model model Pembelajaran (Rusman, 2014:229) menurut Tan (2003) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistimatis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Dalam proses pembelajaran berbasis masalah, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah menghadirkan permasalahan dunia nyata di dalam kelas yang berkaitan dengan materi atau indikator materi pelajaran yang akan dicapai, sehingga peserta didik terlibat langsung dalam memecahkan masalah yang ada menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja. Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model PBM dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh peserta didik ataupun guru, kemudian peserta didik memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Peserta didik dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar. (http://www.sekolahdasar.net/2011/10/ model-pembelajaran-problem-based.html#ixzz3xZdOwKxP disunting 18/01/2016)

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL ada delapan tahapan (Pannen, 2001: 11, dalam www.sekolahdasar.net), yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) analisis data, (4) pemecahan masalah berdasarkan analisis data, (5) memilih cara pemecahan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan untuk pemecahan masalah. Dalam proses pemecahan masalah sehari-hari, seluruh tahapan terjadi dan bergulir dengan sendirinya, demikian pula ketrampilan seseorang harus mencapai seluruh tahapan tersebut. (http://www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problembased.html#ixzz3xZdOwKxP disunting 18/01/2016)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja masalah. Kerja masalah memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan permasalahan (p) sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan menuntut peserta didikuntuk melakukan kegiatan merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok. Hasil akhir dari kerja masalah tersebut adalah suatu produk yang antara lain berupa laporan tertulis atau lisan, presentasi atau rekomendasi.

Selanjutnya menurut Panduan Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 2014 (Hamid Muhammad, 2014:76) sebagai berikut:

  1. Perencanaan Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Langkah-langkah yang harus dipenuhi dalam merencanakan Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai berikut:

    1. Menentukan kompetensi dasar yang sesuai untuk dinilai melalui masalah.

    2. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan masalah.

    3. Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi.

    4. Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan masalah.

    5. Merencanakan apakah masalah bersifat kelompok atau individual.

    6. Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok.

    7. Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.

  1. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah.

          1. Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah kepada peserta didik

          2. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian

          3. Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik

          4. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan

          5. Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan masalah

          6. Memonitor pengerjaan masalah peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan masalah

          7. Menilai kinerja peserta didik berdasarkan rubrik penilaian

          8. Mengolah dan mendokumentasikan hasil penilaian

          9. Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik

  1. Acuan Kualitas Instrumen Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Tugas dan rubrik merupakan instrumen dalam Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah. Berikut ini akan diuraikan standar tugas dan rubrik pada Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah.

  1. Acuan Kualitas Tugas dalam Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Tugas-tugas untuk Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut.

            1. Mengarah pada pencapaian indikator pencapaian kompetensi

            2. Dapat dikerjakan oleh peserta didik

            3. Dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri

            4. Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik

            5. Berisi materi penugasan yang sesuai dengan cakupan kurikulum

            6. Bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

            7. Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas

  1. Acuan Kualitas Rubrik dalam Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Rubrik untuk Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah harus memenuhi beberapa kriteria berikut:

      1. Dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

      2. Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi

      3. Berisi indikator yang menunjukkan kemampuan yang dapat diamati

      4. Berisi indikator yang menunjukkan kemampuan yang dapat diukur

      5. Dapat memetakan kemampuan peserta didik

      6. Menilai aspek-aspek penting pada masalah peserta didik

              1. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah menurut materi pelatihan kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh BPSDMPK dan PMP tahun 2013 dan Center For Youth Development and Education-Boston (Muliawati, 2010:10) adalah:

                1. Adanya permasalahan atau tantangan kompleks yang diajukan ke peserta didik;

                2. Peserta didik mendesain proses penyelesaian permasalahan atau tantangan yang diajukan dengan menggunakan penyelidikan;

                3. Peserta didik mempelajari dan menerapkan keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan masalah;

                4. Peserta didik bekerja dalam tim kooperatif demikian juga pada saat mendiskusikannya dengan guru;

                5. Peserta didik mempraktekkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggungjawab, keterampilan pribadi, belajar melalui pengalaman);

                6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;

                7. Produk akhir peserta didik dalam megerjakan masalah dievaluasi.

              1. Penilaian Tugas Berbasis Masalah

Penilaian masalah merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi atau penyelidikan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian masalah dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta didik memberikan informasi tentang sesuatu yang menjadi penyelidikannya pada materi tertentu secara jelas. Pada penilaian masalah ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

  1. Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik apabila belum ditentukan oleh guru, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan, yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran)

  2. Keaslian yaitu masalah yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap masalah peserta didik.

        1. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam materi Segitiga kelas VII

Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol 13, No 2, Oktober 2012 tujuan pembelajaran matematika NCTM (National Cuoncil of Teachers of Mathematics) (200) menetapkan lima standar kemampuan matematik yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan refresentasi. (Leo Adhar Efendi, 2012). Dengan demikian kemampuan memesahkan masalah merupakan salah satu kemampuan yang sanga penting dimiliki daan dikembangkan oleh peserta didik.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah materi pada kelas VII yaitu tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas dalam mencapai kompetensi inti (KI)-1, KI-2, KI-3 pada kompetensi dasar KD-3.6. Menaksir dan menghitung luas permukaan bangun datar yang tidak beraturan dengan menerapkan prinsip-prinsip geometri; serta KI-4 pada KD-3.8.

Dalam silabus matematika SMP, untuk menyelesaikan KD-3.6 diperlukan 12 (enam belas) jam pelajaran dengan 6 (delapan) kali pertemuan. Oleh karena itu setelah menyelesaikan pembelajaran pada KD tersebut, menurut standar penilaian seorang guru melakukan penilaian masalah. Untuk mencapai (KI)-1, KI-2, KI-4.3 dikemas dalam 6 (delapan) kali pertemuan dengan tambahan satu kali pertemuan terkait dengan tugas masalah dengan indikator pencapaian kompetensinya adalah: (a) Orientasi terhadap masalah, (b) Organisasi Belajar, (c) Penyelidikan Individu maupun kelompok, (d) Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah, (e) Analisis dan evaluasi penyelesaian masalah proses. Secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Orientasi terhadap masalah, yaitu menyajikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan Jenis-jenis Segitiga, Sudut-sudut Segitiga, Keliling dan Luas Segitiga, Melukis Segitiga,

  2. Organisasi Belajar, yaitu membimbing siswa memahami masalah nyata tentang Jenis-jenis Segitiga, Sudut-sudut Segitiga, Keliling dan Luas Segitiga, Melukis Segitiga,

  3. Penyelidikan Individu maupun kelompok, yaitu membimbing siswa melakukan pengumpulan informasi/data dalam menyelesaikan Jenis-jenis Segitiga, Sudut-sudut Segitiga, Keliling dan Luas Segitiga, Melukis Segitiga,

  4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah, yaitu membimbing peserta didik dalam menentukan alternatif penyelesaian yang paling tepat dalam masalah Jenis-jenis Segitiga, Sudut-sudut Segitiga, Keliling dan Luas Segitiga, Melukis Segitiga,

  5. Analisis dan evaluasi penyelesaian masalah proses, yaitu membimbing peserta didik dalam merefleksi dan evaluasi masalah Jenis-jenis Segitiga, Sudut-sudut Segitiga, Keliling dan Luas Segitiga, Melukis Segitiga



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

  1. Setting Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di SMP Negeri 1 Kusan Hulu yang beralamat di Jl. Valgosons, No.36 RT.05 Desa Binawara Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Peserta didik yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII B, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

  1. Rancangan Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII B yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 18 orang peserta didik perempuan dan 14 orang peserta didik laki-laki. Guru bertindak sebagai peneliti sekaligus pelaksana tindakan. Adapun yang menjadi pengamat adalah guru mata pelajaran serumpun yang berasal dari sekolah.

Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil pengamatan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan nilai tes di akhir proses belajar mengajar. Data sekunder diperoleh dari data prestasi peserta didik, latar belakang pendidikan dan ekonomi orang tua, gambaran sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pada penelitian ini diasumsikan kurang berpengaruh terhadap hasil penelitian.

  1. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dirancang menggunakan model spiral dari Kemmis & McTaggart (1988:14) yang menyatakan bahwa proses tindakan dan observasi adalah simultan. Berikut adalah siklus dari model spiral

Penelitian akan dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan, dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Siklus I

          1. Tahap Persiapan/Perencanaan

Tindakan kelas yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika materi Segitiga,

  2. Menyusun format observasi untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik dalam memahami materi Segitiga,

  3. Menyusun format lembar observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran,

  4. Menyiapkan bahan berisi materi materi Segitiga,

  5. Menyiapkan lembar kerja peserta didik,

  6. Menyiapkan lembar kerja kelompok,

  7. Menyusun alat evaluasi tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan serta hasil belajar peserta didik

          1. Tahap Tindakan dan Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat aktifitas dan gejala peserta didik ketika pembelajaran sedang berlangsung. Observasi juga digunakan untuk mendapatkan data aktivitas dan kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran materi Segitiga menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

          1. Tahap Refleksi

Refleksi dalam tindakan ini mengkaji, melihat dan merenungkan kembali atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Hasil dari setiap pelaksanaan penelitian dianalisis, direfleksikan, dan disimpulkan kembali agar dapat dilaksanakan perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi dan dicari cara pemecahan yang terbaik serta langkah-langkah seterusnya untuk diterapkan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Tahapan pada siklus II juga menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Materi yang digunakan adalah materi Segitiga. Perubahan-perubahan ataupun perbaikan tindakan akan dilakukan berdasarkan refleksi siklus I.

Siklus III

Tahapan pada siklus III masih menggunakan model yang sama yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada materi Segitiga. Perubahan-perubahan ataupun perbaikan tindakan akan dilakukan berdasarkan refleksi siklus II. Pada tahapan ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana respon peserta didik dan perlakuan guru dengan penggunaan model pembelajaran tersebut.

  1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah salah satu hal yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan akan dijelaskan. Teknik yang akan dipergunakan untuk mengambil data yang diperlukan adalah:

    1. Wawacara

Peneliti akan mewawancarai kolaborator dan peserta didik tentang pendapat atau responnya selama proses penelitian. Sebelum belajar teknik wawancara digunakan untuk mengetahui kesulitan mereka dalam mempelajari matematika. Setelah tindakan, teknik ini akan dipergunakan untuk mendapatkan feedback atau umpan balik terkait tindakan yang dipergunakan. Wawancara dilaksanakan sebelum dan sesudah keseluruhan tindakan telah dilaksanakan. Wawancara dilaksanakan sealami mungkin dengan maksud untuk mendapatkan informasi terkait tindakan dan efek dari tindakan.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan pandangan, perasaan dan saran kolaborator tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada materi Segitiga.

    1. Observasi

Mengingat banyaknya instrument observasi yang harus diisi selama kegiatan penelitian berlangsung, maka peneliti meminta 2 orang guru Matematika yang lain yang akan bertindak sebagai observer. Observer akan memantau tindakan selama proses belajar mengajar. Observer sebagai kolaborator akan diberikan panduan berupa instrument observasi sebagai alat acuan pengamatan dan penilain efektivitas model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Kedua observer melakukan perekeman data yang berbeda. Observer pertama akan mengamati aktivitas guru dalam proses pembelajaran sesuai instrument yang diberikan. Demikian juga observer kedua akan melakukan perekaman data terhadap aktivitas peserta didik sesuai instrument yang diberikan.

Rubrik penilaian yang dilakukan guna mengetahui aktivitas guru pada perencanaan pembelajaran, kesuaian langkah dalam perencanaan, pelaksanaan acuan pembelajaran, dan kesesuaian langkah dalam pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam format lembar observasi yang diberikan kepada kolabolator. Instrument observasi yang diberikan kepada kolaborator berupa rubrik aktivitas peserta didik dalam kelompok, aktivitas peserta didik secara mandiri, aktivitas peserta didik secara klasikal. Demikian juga dengan instrumen untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar dalam penelitian ini dilaksanakan.

Format lembar observasi kesesuaian langkah dalam perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang diberikan kepada kolaborator disajikan dalam tabel berikut :

No

Kesesuaian Langkah

Catatan

kolaborator

Kategori

1

Menentukan kompetensi dasar yang sesuai untuk dinilai melalui masalah


5, 4, 3, 2, 1

2

Penilaian masalah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan masalah.


5, 4, 3, 2, 1

3

Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi.


5, 4, 3, 2, 1

4

Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan masalah


5, 4, 3, 2, 1

5

Merencanakan apakah masalah bersifat kelompok atau individual.


5, 4, 3, 2, 1

6

Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok


5, 4, 3, 2, 1

7

Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian


5, 4, 3, 2, 1

Format lembar observasi aktivitas guru yang diberikan kepada kolaborator dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah disajikan dalam tabel berikut :

No

Aktivitas Guru

Catatan Kolaborator

Kategori

(1, 2, 3, 4, 5)

1

Menyajikan masalah nyata



2

Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik



3

Membantu membagi peran/tugas



4

Membimbing pengumpulan data/informasi



5

Membimbing menemukan berbagai alternative cara penyelesaian masalah



6

Membimbing menemukan alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Membimbing penyusunan laporan



8

Memfasilitasi peserta didik terhadap refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah



Format lembar observasi aktivitas peserta didik yang diberikan kepada kolaborator dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah disajikan dalam tabel berikut :

No

Aktivitas Peserta Didik

Catatan Kolaborator

Kategori

(1, 2, 3, 4, 5)

1

Menyimak penyajikan masalah nyata oleh guru



2

Mengidentifikasi materi yang berkaitan dengan masalah



3

Membagi peran/tugas



4

Mencari dan mengumpulkan data/informasi



5

Mencari berbagai alternative cara pemnyelesaian masalah



6

Mencari alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Menyusu laporan



8

Melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah



Format lembar observasi kesesuian langkah dalam melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah yang diberikan kepada kolaborator disajikan dalam tabel berikut :

No

Kesesuaian Langkah

Catatan

kolaborator

Kategori

1

Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik


5, 4, 3, 2, 1

2

Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian


5, 4, 3, 2, 1

3

Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik


5, 4, 3, 2, 1

4

Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan


5, 4, 3, 2, 1

5

Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan masalah


5, 4, 3, 2, 1

6

Memonitor pengerjaan masalah peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan masalah


5, 4, 3, 2, 1

7

Menilai kinerja peserta didik berdasarkan rubrik penilaian


5, 4, 3, 2, 1

8

Mengolah dan mendokumentasikan hasil penilaian


5, 4, 3, 2, 1

9

Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik


5, 4, 3, 2, 1

Format lembar observasi yang diberikan kepada kolaborator dalam membuat pemenuhan acuan kualitas Pembelajaran Berbasis Masalah disajikan dalam tabel berikut :

No

Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

Catatan kolaborator

Kategori

1

Mengarah pada pencapaian indikator pencapaian kompetensi


5, 4, 3, 2, 1

2

Dapat dikerjakan oleh peserta didik


5, 4, 3, 2, 1

3

Dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri


5, 4, 3, 2, 1

4

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik


5, 4, 3, 2, 1

5

Berisi materi penugasan yang sesuai dengan cakupan kurikulum


5, 4, 3, 2, 1

6

Bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)


5, 4, 3, 2, 1

7

Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas


5, 4, 3, 2, 1


Rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok pada saat proses pembelajaran berlangsung disajikan sebagai berikut :

Nama Kelompok /Peserta didik

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

5

4

1

5

4

1

5

4

1

5

4

1

5

4

1

Kelompok :

Ketua:

Anggota :





















Kelompok :

Ketua:

Anggota :





















Kelompok :

Ketua:

Anggota :





















Kelompok :

Ketua:

Anggota :





















Kelompok :

Ketua:

Anggota :





















Rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara mandiri saat proses pembelajaran berlangsung disajikan sebagai berikut :

Nama Peserta didik

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

5

4

1

5

4

1

5

4

1

5

4

1

5

4

1





















































































dst





















Rubrik hasil belajar peserta didik saat diadakan tes setelah seluruh kegiatan pembelajaran di akhir siklus dapat disajkan sebagai berikut :

No

Nama

Nilai peserta didik

Kategori

1



5, 4, 3, 2, 1

2



5, 4, 3, 2, 1



5, 4, 3, 2, 1

32



5, 4, 3, 2, 1

Rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara klasikal saat proses pembelajaran berlangsung disajikan sebagai berikut :

Indikator aktifitas

Catatan kolabotator

Ketegori

Antusiasme


5, 4, 3, 2, 1

Motivasi


5, 4, 3, 2, 1

Keaktifan


5, 4, 3, 2, 1

Percaya diri


5, 4, 3, 2, 1

Tidak takut salah


5, 4, 3, 2, 1

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert dengan 5 katagori sikap yaitu: sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat rendah. Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada kolom yang tesedia dengan ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk mendapatkan nilai digunakan rumus : X=perolehan skorskor seluruhnyax 100%

Setelah diperoleh nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif untuk memberikan komentar bagaimana aktivitas peserta didik dalam kelompok saat menyelesaikan tugas dengan kriteria penilaian acuan patokan skala lima sebagai berikut:

No

Rentang Nilai (%)

Kriteria

1

90 – 100

A=Baik Sekali

2

80 – 89

B=Baik

3

65 – 79

C=Cukup

4

55 – 64

D=Kurang

5

00 54

E=Sangat kurang

( Sutrisno Hadi, 2000)

    1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan akan digunakan untuk mendapatkan dampak dan respon peserta didik terhadap tindakan selama proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

  1. Analisis Data

Untuk menghindari interpretasi yang subjektif, peneliti berdiskusi dengean kolaborator dan partisipan tentang data yang ditemukan untuk mendengarkan perspektif yang mungkin sama atau berbeda. Peneliti menganalisa data dengan teknik kualitatif secara interaktif. Berdasarkan Miles & Hubarman (1984:21-23), analisis terdiri dari tiga tahapan yaitu, reduksi data, display data, dan verifikasi.

    1. Reduksi Data

Data hasil penelitian diambil dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan yang dikumpukan oleh observer. Setelah itu, data tersebut diseleksi, difokuskan, disederhanakan, diabstraksikan, dan ditransformasikan dalam catatan lapangan. Peneliti mengambil data yang relevan terkait pertanyaan penelitian. Berdasarkan pertanyaan pada penelitian, data difokuskan ada beberapa kategori aktifitas guru, aktifitas peserta didik dan respon dan penguasaan materi segitiga peserta didik secara langsung atau tidak langsung.

    1. Penyusunan Data

Reduksi data membuat display data lebih mudah. Data disusun dalam bentuk deskriptif yang memuat tindakan menuju perubahan aktivitas guru, aktivitas peserta didik, perubahan perilaku peserta didik, dan perubahan kemampuan peserta didik yang dilihat dari hasil belajarnya setelah dilakukan tes.

    1. Verifikasi

Tahapan terakhir adalah membuat kesimpulan yang memuat semua dampak dari penelitian tindakan kelas.

Menurut Sukardi (2014) dalam Metode Penelitian Pendidikan Tindakaan Kelas, proses validasi sebaiknya dilakukan guru-peneliti saat berfungsi sebagai pengamat atau perekam kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, dalam waktu yang telah direncanakan. Misalnya, durasi 15 menit sampai 30 menit sebelum waktu pelajaran berakhir. Hasil validasi dapat digunakan sebagai pembanding validasi kelompok sesame guru atau anggota kelompok dan dapat digunakan sebagai materi laporan utama penelitian tindakan kelas.

  1. Kriteria Indikator Keberhasilan PTK

Indikator keberhasilan penelitian dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dilihat dari penilaian proses dan penilaian hasil.

    1. Penilaian Proses

Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika proses pembelajaran memperlihatkan peningkatan respon positif seperti antusiasme, motivasi, keaktifan, percaya diri, tidak takut salah dari peserta didik dan hal-hal lain yang kemungkinan terlihat selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika langkah dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) sesuai dengan urutan langkah yang ada.

    1. Penilaian Hasil

Kemampuan peserta didik meningkat ketika peserta didik mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan menyampaikan dalam presentasi di depan kelas serta menguasai materi Segitiga. Hasilnya diperoleh dari refleksi peserta didik, yang didapatkan dari rubrik berikut:

Rubrik Evaluasi Penguasaan Materi oleh Peserta Didik

No.

Aspek yang dievaluasi

Ketegori

1

Jenis Segitiga

  • Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi atau sudutnya

  • Menemukan jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya


5, 4, 3, 2, 1


5, 4, 3, 2, 1

2

Sudut Segitiga

  • Menunjukkan bahwa jumlah sudut segitiga adalah 1800

  • Menyelesaikan sola mengenai sudut dalam segitiga

  • Menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan soal


5, 4, 3, 2, 1


5, 4, 3, 2, 1


5, 4, 3, 2, 1

3

Luas dan Keliling Segitiga

  • Mengihitung keliling dan luas segitiga


5, 4, 3, 2, 1

4

Melukis Segitiga

  • Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu

  • Melukis segitiga sama sisi dengan jangka dan penggaris


5, 4, 3, 2, 1


5, 4, 3, 2, 1

Skor maksimum

40

Source: Pusat Penilaian Pendidikan-Balitbang (modifikasi)



BAB IV 

HASIL DAN PEMBAHASAN

              1. Deskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan hal baru bagi guru maupun peserta didik pada kurikulum 2013. Proses belajar ini akan mengetahui respon positif dari aktivitas guru sebagai pelaksana dan juga dari siswa sebagai respon kegiatan guru berupa kesesuaian langkah pembelajaran dan kelengkapan dari langkah-langkah yang digunakan. Respon positif dari siswa seperti antusiasme, motivasi, keaktifan, percaya diri, tidak takut salah dari peserta didik.

Kondisi seperti diatas menggugah peneliti untuk melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Untuk itu peneliti berfikir sekiranya dilakukan proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), maka akan membantu respon positif seperti antusiasme, motivasi, keaktifan, percaya diri, tidak takut salah dari peserta didik. Dengan harapan kemampuan peserta didik meningkat ketika peserta didik mampu menyelesaikan masalah sederhana yang berkaitan dengan materi Segitiga.

              1. Deskripsi Hasil Siklus I

                1. Perencanaan Tindakan

Peneliti merencanakan waktu, materi, dan cara mengobservasi selama proses pembelajaran, perencanaan model observasi, dan perencanaan tindak lanjut.

Observer atau pengamat yang dilibatkan dalam penelitian diambil dari rekan sejawat, yaitu Ibu Astuti, S.Pd. (guru matematika SMP Negeri 1 Kusan Hulu) dan Anis Sopiyatun, S.Pd. (guru matematika SMP Negeri 4 Kusan Hulu). Obsrevasi yang dilakukan berkaitan erat dengan aktivitas guru, aktivitas peserta didik (perubahan perilaku). Sedangkan hasil belajar yang diobservasi adalah nilai setelah kegiatan belajar mengajar berakhir.

Peneliti juga mempersiapkan beberapa instrument observasi, kemudian menganalisis hasil observasi tersebut guna perbaikan pada siklus selanjutnya. Perencanaan dilakukan kurang lebih 2 minggu, yaitu tanggal 11 Maret 2018 s.d 26 maret 2018. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama menyusun perencanaan tindakan sekolah ini.

    1. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan tindakan siklus 1. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 1 orang observer dan 32 peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 Kusan Hulu.

Tindakan pertama pada hari Senin, tanggal 8 Mei 2018 jam pelajaran ke 4-5 dan hari Senin, tanggal 10 Mei 2018 jam pelajaran 1-3 dan berlangsung proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) melibatkan seluruh peserta didik. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan guru melaksanakan PBM (peneliti).

Setelah selesai PBM berlangsung penelti dan observer melakukan serangkaian wawancara guna singkronisasi isian lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Lembar obsrevasi yang telah diisi selanjutnya dianalisis. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 - 16 Mei 2018. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan ini.

    1. Hasil pengamatan

Selama melakukan proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), peserta didik terlihat antuasias dalam menyimak, bertanya, serta berpartisipasi mengikuti PBM tersebut.

    1. Refleksi

Lembar observasi kesesuaian langkah dalam perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 1: Kesesuaian Langkah Perencanaan Pembelajaran

No

Kesesuaian langkah

Catatan

kolaborator

Katg.

1

Menentukan kompetensi dasar yang sesuai untuk dinilai melalui masalah



2

Penilaian masalah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan masalah.



3

Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi.



4

Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan masalah



5

Merencanakan apakah masalah bersifat kelompok atau individual.



6

Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok



7

Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 2: Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No

Aktivitas Guru

Catatan Kolaborator

Katg.

1

Menyajikan masalah nyata



2

Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik



3

Membantu membagi peran/tugas



4

Membimbing pengumpulan data/informasi



5

Membimbing menemukan berbagai alternative cara penyelesaian masalah



6

Membimbing menemukan alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Membimbing penyusunan laporan



8

Memfasilitasi peserta didik terhadap refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 3: Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran

No

Aktivitas Peserta Didik

Catatan Kolaborator

Katg.

1

Menyimak penyajikan masalah nyata oleh guru



2

Mengidentifikasi materi yang berkaitan dengan masalah



3

Membagi peran/tugas



4

Mencari dan mengumpulkan data/informasi



5

Mencari berbagai alternative cara pemnyelesaian masalah



6

Mencari alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Menyusu laporan



8

Melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi kesesuaian langkah dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 4: Kesesuaian Langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No

Kesesuaian langkah

Catatan

kolaborator

Katg.

1

Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik



2

Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian



3

Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik



4

Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan



5

Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan masalah



6

Memonitor pengerjaan masalah peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan masalah



7

Menilai kinerja peserta didik berdasarkan rubrik penilaian



8

Mengolah dan mendokumentasikan hasil penilaian



9

Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi dalam membuat pemenuhan acuan kualitas Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 5: Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

No

Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

Catatan kolaborator

Katg.

1

Mengarah pada pencapaian indikator pencapaian kompetensi



2

Dapat dikerjakan oleh peserta didik



3

Dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri



4

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik



5

Berisi materi penugasan yang sesuai dengan cakupan kurikulum



6

Bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)



7

Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi Rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok pada saat proses pembelajaran berlangsung yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 6: Aktivitas Peserta Didik dalam Kelompok

Kelompok

Kategori

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

1

3

4

2

3

2

2

3

4

2

3

2

3

3

3

3

2

2

4

3

4

3

2

2

5

3

4

3

2

2

6

3

4

3

2

2

Jumlah

18

23

16

14

12

Sebutan*

75%

Cukup

96%

Baik Sekali

67%

Cukup

58%

Cukup

50%

Kurang


Rerata sebutan

69% (cukup)

Lembar observasi rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara mandiri pada saat proses pembelajaran berlangsung yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 7: Aktivitas Peserta Didik Mandiri

Peserta didik

Kategori

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

1

3

4

2

3

2

2

3

3

2

3

2

3

3

3

2

3

3

4

3

3

2

4

3

5

3

4

2

3

4

6

4

3

3

3

3

7

3

3

3

3

3

8

3

3

4

3

3

9

3

4

3

3

3

10

3

3

2

3

3

11

3

4

2

3

2

12

3

4

2

3

3

13

3

4

2

3

3

14

3

3

2

3

3

15

3

3

2

3

2

16

3

3

2

3

2

17

3

4

2

3

2

18

3

3

2

3

2

19

3

3

2

3

2

20

3

3

2

3

2

21

3

4

2

3

3

22

3

3

2

3

3

23

4

3

4

3

3

24

3

4

3

3

2

25

3

3

3

4

2

26

3

3

3

3

2

27

4

3

2

3

3

28

3

4

2

3

2

29

3

3

2

4

2

30

3

4

2

3

2

31

3

4

2

3

2

32

3

4

2

3

2

Jumlah

99

109

74

99

80

Sebutan*

77%

Cukup

85%

Baik

58%

Kurang

77%

Cukup

63%

Kurang

Rerata sebutan

72% (Cukup)

Lembar observasi rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara klasikal saat proses pembelajaran berlangsung oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 8: Aktivitas Peserta Didik secara Klasikal

Peserta didik

Kategori (Diskripsi)

Antusiasme

Peserta didik asyik menyusun yang dikerjakan bersama kelompoknya

Motivasi

Sebagian besar peserta didik memberikan ekspresi yang baik

Keaktifan

Sebagian besar peserta didik ikut serta dalam diskusi kelompok

Percaya diri

Sebagian besar peserta didik memberikan saran dan masukan dalam kelompok

Tidak takut salah

Sebagian besar bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak takut salah

Dari data diatas dapat kita diskripisikan sebagai berikut :

  • Perencanaan penilaian masalah (tabel 1) menunjukkan bahwa, rata-rata perencanaan penilaian masalah rata-rata 75% (cukup);

  • Pelaksanaan pelaian masalah (tabel 2) menunjukan bahwa, rerata pelaksanaan penilaian masalah rata-rata 69% (cukup);

  • Pembuatan acuan kualitas penlaian masalah (tabel 3) menunjukkan bahwa, pembuatan acuan kualitas penilaian masalah rata-rata-rata 63% (cukup);

  • Aktivitas peserta didik dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung (tabel 4) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung rata-rata 69% (cukup);

  • Aktivitas peserta didik secara mandri saat proses pembelajaran berlangsung (tabel 5) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik secara mandiri saat proses pembelajaran belangsung rata-rata 72% (cukup);

  • Aktifitas peserta didik secara klasikal (tabel 6) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik secara klasikal bersemangat menyusun yang dikerjakan bersama kelompoknya, sebagian besar peserta didik memberikan ekspresi yang baik, sebagian besar peserta didik ikut serta dalam diskusi kelompok, sebagian besar peserta didik memberikan saran dan masukan dalam kelompok, dan sebagian besar bekerja dalam kelompoknya dan tidak takut salah.

              1. Deskripsi Hasil Siklus II

                1. Perencanaan Tindakan

Hasil analisis lembar observasi pada siklus II yang telah diisi oleh observer dievaluasi selanjutnya ditentukan perbaikan kegiatan terutama pada saat PBM berlangsung. Sebagian besar perubahan yang dilakukan terkait pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) oleh guru (peneliti) berdasarkan masukan berkaitan dengan aktifitas guru, aktivitas peserta didik (perubahan perikalu).

Peneliti juga mempersiapkan beberapa instrument observasi siklus III, kemudian menganalisis hasil observasi tersebut guna perbaikan pada siklus selanjutnya. Perencanaan dilakukan kurang lebih 1 minggu, yaitu tanggal 27 Mei 2018 s.d 03 Juni 2018. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama menyusun perencanaan tindakan sekolah ini.

    1. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan tindakan siklus II. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 2 orang observer dan 32 peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 Kusan Hulu.

Tindakan kedua pada hari Kamis, tanggal 04 Pebruari 2016 jam pelajaran ke 1-2 dan hari Kamis, tanggal 11 Pebruari 2016 jam pelajaran ke 1-2 berlangsung proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) melibatkan seluruh peserta didik. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan guru melaksanakan PBM (peneliti).

Setelah selesai PBM berlangsung penelti dan observer melakukan serangkaian wawancara guna singkronisasi isian lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Lembar obsrevasi yang telah diisi selanjutnya dianalisis. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12-17 Pebruari 2016. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan ini.

    1. Hasil pengamatan

Pada siklus ke II ini selama melakukan proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), peserta didik terlihat lebih antuasias dalam menyimak, bertanya, serta berpartisipasi mengikuti PBM tersebut.

    1. Refleksi

Lembar observasi kesesuaian langkah dalam perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 9: Kesesuaian Langkah Perencanaan Pembelajaran

No

Kesesuaian langkah

Catatan

kolaborator

Katg.

1

Menentukan kompetensi dasar yang sesuai untuk dinilai melalui masalah



2

Penilaian masalah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan masalah.



3

Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi.



4

Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan masalah



5

Merencanakan apakah masalah bersifat kelompok atau individual.



6

Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok



7

Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 10: Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No

Aktivitas Guru

Catatan Kolaborator

Katg.

1

Menyajikan masalah nyata



2

Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik



3

Membantu membagi peran/tugas



4

Membimbing pengumpulan data/informasi



5

Membimbing menemukan berbagai alternative cara penyelesaian masalah



6

Membimbing menemukan alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Membimbing penyusunan laporan



8

Memfasilitasi peserta didik terhadap refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 11: Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran

No

Aktivitas Peserta Didik

Catatan Kolaborator

Katg.

1

Menyimak penyajikan masalah nyata oleh guru



2

Mengidentifikasi materi yang berkaitan dengan masalah



3

Membagi peran/tugas



4

Mencari dan mengumpulkan data/informasi



5

Mencari berbagai alternative cara pemnyelesaian masalah



6

Mencari alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Menyusu laporan



8

Melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi kesesuaian langkah dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 12: Kesesuaian Langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No

Kesesuaian langkah

Catatan

kolaborator

Katg.

1

Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik



2

Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian



3

Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik



4

Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan



5

Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan masalah



6

Memonitor pengerjaan masalah peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan masalah



7

Menilai kinerja peserta didik berdasarkan rubrik penilaian



8

Mengolah dan mendokumentasikan hasil penilaian



9

Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi dalam membuat pemenuhan acuan kualitas Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 13: Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

No

Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

Catatan kolaborator

Katg.

1

Mengarah pada pencapaian indikator pencapaian kompetensi



2

Dapat dikerjakan oleh peserta didik



3

Dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri



4

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik



5

Berisi materi penugasan yang sesuai dengan cakupan kurikulum



6

Bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)



7

Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi Rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok pada saat proses pembelajaran berlangsung yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 14: Aktivitas Peserta Didik dalam Kelompok

Kelompok

Kategori

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

1

3

4

2

3

2

2

3

4

2

3

2

3

3

3

3

2

2

4

3

4

3

2

2

5

3

4

3

2

2

6

3

4

3

2

2

Jumlah

18

23

16

14

12

Sebutan*

75%

Cukup

96%

Baik Sekali

67%

Cukup

58%

Cukup

50%

Kurang


Rerata sebutan

69% (cukup)

Lembar observasi rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara mandiri pada saat proses pembelajaran berlangsung yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 15: Aktivitas Peserta Didik Mandiri

Peserta didik

Kategori

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

1

3

4

2

3

2

2

3

3

2

3

2

3

3

3

2

3

3

4

3

3

2

4

3

5

3

4

2

3

4

6

4

3

3

3

3

7

3

3

3

3

3

8

3

3

4

3

3

9

3

4

3

3

3

10

3

3

2

3

3

11

3

4

2

3

2

12

3

4

2

3

3

13

3

4

2

3

3

14

3

3

2

3

3

15

3

3

2

3

2

16

3

3

2

3

2

17

3

4

2

3

2

18

3

3

2

3

2

19

3

3

2

3

2

20

3

3

2

3

2

21

3

4

2

3

3

22

3

3

2

3

3

23

4

3

4

3

3

24

3

4

3

3

2

25

3

3

3

4

2

26

3

3

3

3

2

27

4

3

2

3

3

28

3

4

2

3

2

29

3

3

2

4

2

30

3

4

2

3

2

31

3

4

2

3

2

32

3

4

2

3

2

Jumlah

99

109

74

99

80

Sebutan*

77%

Cukup

85%

Baik

58%

Kurang

77%

Cukup

63%

Kurang

Rerata sebutan

72% (Cukup)

Lembar observasi rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara klasikal saat proses pembelajaran berlangsung oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 16: Aktivitas Peserta Didik secara Klasikal

Peserta didik

Kategori (Diskripsi)

Antusiasme

Peserta didik asyik menyusun yang dikerjakan bersama kelompoknya

Motivasi

Sebagian besar peserta didik memberikan ekspresi yang baik

Keaktifan

Sebagian besar peserta didik ikut serta dalam diskusi kelompok

Percaya diri

Sebagian besar peserta didik memberikan saran dan masukan dalam kelompok

Tidak takut salah

Sebagian besar bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak takut salah

Dari data diatas dapat kita diskripisikan sebagai berikut :

  • Perencanaan penilaian masalah (tabel 1) menunjukkan bahwa, rata-rata perencanaan penilaian masalah rata-rata 75% (cukup);

  • Pelaksanaan pelaian masalah (tabel 2) menunjukan bahwa, rerata pelaksanaan penilaian masalah rata-rata 69% (cukup);

  • Pembuatan acuan kualitas penlaian masalah (tabel 3) menunjukkan bahwa, pembuatan acuan kualitas penilaian masalah rata-rata-rata 63% (cukup);

  • Aktivitas peserta didik dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung (tabel 4) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung rata-rata 69% (cukup);

  • Aktivitas peserta didik secara mandri saat proses pembelajaran berlangsung (tabel 5) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik secara mandiri saat proses pembelajaran belangsung rata-rata 72% (cukup);

  • Aktifitas peserta didik secara klasikal (tabel 6) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik secara klasikal bersemangat menyusun yang dikerjakan bersama kelompoknya, sebagian besar peserta didik memberikan ekspresi yang baik, sebagian besar peserta didik ikut serta dalam diskusi kelompok, sebagian besar peserta didik memberikan saran dan masukan dalam kelompok, dan sebagian besar bekerja dalam kelompoknya dan tidak takut salah.


              1. Deskripsi Hasil Siklus III

                1. Perencanaan Tindakan

Hasil analisis lembar observasi pada siklus II yang telah diisi oleh observer dievaluasi selanjutnya ditentukan perbaikan kegiatan kembali pada saat PBM berlangsung. Sebagian besar perubahan yang dilakukan terkait pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) oleh guru (peneliti) berdasarkan masukan berkaitan dengan aktifitas guru, aktivitas peserta didik (perubahan perikalu) pada siklus II.

Peneliti juga mempersiapkan beberapa instrument observasi lanjutan dengan lembar observasi yang sama, kemudian menganalisis hasil observasi pada siklus II tersebut. Perencanaan dilakukan kurang lebih 1 minggu, yaitu tanggal 18-20 Pebruari 2016. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama menyusun perencanaan tindakan sekolah ini.

        1. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan tindakan siklus III. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 2 orang observer dan 32 peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 Kusan Hulu.

Tindakan ketiga pada hari Senin, tanggal 22 Pebruari 2016 jam pelajaran ke 4-5 dan hari Kamis, tanggal 25 Maret 2016 berlangsung proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) melibatkan seluruh peserta didik. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan guru melaksanakan PBM (peneliti). Pelaksanaan Tes terhadap materi pelajaran pada saat PBM dilakukan pada hari Senin, tanggal 29 Pebruari 2016 jam pelajaran 4-5.

Setelah selesai PBM berlangsung penelti dan observer melakukan serangkaian wawancara guna singkronisasi akhir isian lembar observasi yang telah diisi oleh observer pada siklus III. Lembar obsrevasi yang telah diisi selanjutnya dianalisis dan dilakukan pinalisasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Pebruari 2016 sampai dengan 03 Maret 2016. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan ini.

        1. Hasil pengamatan

Selama melakukan proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada siklus III, peserta didik terlihat semakin antuasias dalam menyimak, bertanya, serta berpartisipasi mengikuti PBM tersebut.

        1. Refleksi

Lembar observasi kesesuaian langkah dalam perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 17: Kesesuaian Langkah Perencanaan Pembelajaran

No

Kesesuaian langkah

Catatan

kolaborator

Katg.

1

Menentukan kompetensi dasar yang sesuai untuk dinilai melalui masalah



2

Penilaian masalah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan masalah.



3

Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi.



4

Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan masalah



5

Merencanakan apakah masalah bersifat kelompok atau individual.



6

Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok



7

Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 18: Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No

Aktivitas Guru

Catatan Kolaborator

Katg.

1

Menyajikan masalah nyata



2

Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik



3

Membantu membagi peran/tugas



4

Membimbing pengumpulan data/informasi



5

Membimbing menemukan berbagai alternative cara penyelesaian masalah



6

Membimbing menemukan alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Membimbing penyusunan laporan



8

Memfasilitasi peserta didik terhadap refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 19: Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran

No

Aktivitas Peserta Didik

Catatan Kolaborator

Katg.

1

Menyimak penyajikan masalah nyata oleh guru



2

Mengidentifikasi materi yang berkaitan dengan masalah



3

Membagi peran/tugas



4

Mencari dan mengumpulkan data/informasi



5

Mencari berbagai alternative cara pemnyelesaian masalah



6

Mencari alternative penyelesaian masalah yang tepat



7

Menyusu laporan



8

Melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi kesesuaian langkah dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 20: Kesesuaian Langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No

Kesesuaian langkah

Catatan

kolaborator

Katg.

1

Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik



2

Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian



3

Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik



4

Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan



5

Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan masalah



6

Memonitor pengerjaan masalah peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan masalah



7

Menilai kinerja peserta didik berdasarkan rubrik penilaian



8

Mengolah dan mendokumentasikan hasil penilaian



9

Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi dalam membuat pemenuhan acuan kualitas Pembelajaran Berbasis Masalah yang yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 21: Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

No

Pemenuhan Acuan Kualitas Pembelajaran

Catatan kolaborator

Katg.

1

Mengarah pada pencapaian indikator pencapaian kompetensi



2

Dapat dikerjakan oleh peserta didik



3

Dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri



4

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik



5

Berisi materi penugasan yang sesuai dengan cakupan kurikulum



6

Bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)



7

Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas




Jumlah

49


Kriteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

X = (jumlah kategori / jumlah seluruhnya)x 100%

75%

Cukup

Lembar observasi Rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok pada saat proses pembelajaran berlangsung yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 22: Aktivitas Peserta Didik dalam Kelompok

Kelompok

Kategori

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

1

3

4

2

3

2

2

3

4

2

3

2

3

3

3

3

2

2

4

3

4

3

2

2

5

3

4

3

2

2

6

3

4

3

2

2

Jumlah

18

23

16

14

12

Sebutan*

75%

Cukup

96%

Baik Sekali

67%

Cukup

58%

Cukup

50%

Kurang


Rerata sebutan

69% (cukup)

Lembar observasi rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara mandiri pada saat proses pembelajaran berlangsung yang telah diisi oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 23: Aktivitas Peserta Didik Mandiri

Peserta didik

Kategori

Antusiasme

Motivasi

Keaktifan

Percaya diri

Tidak takut salah

1

3

4

2

3

2

2

3

3

2

3

2

3

3

3

2

3

3

4

3

3

2

4

3

5

3

4

2

3

4

6

4

3

3

3

3

7

3

3

3

3

3

8

3

3

4

3

3

9

3

4

3

3

3

10

3

3

2

3

3

11

3

4

2

3

2

12

3

4

2

3

3

13

3

4

2

3

3

14

3

3

2

3

3

15

3

3

2

3

2

16

3

3

2

3

2

17

3

4

2

3

2

18

3

3

2

3

2

19

3

3

2

3

2

20

3

3

2

3

2

21

3

4

2

3

3

22

3

3

2

3

3

23

4

3

4

3

3

24

3

4

3

3

2

25

3

3

3

4

2

26

3

3

3

3

2

27

4

3

2

3

3

28

3

4

2

3

2

29

3

3

2

4

2

30

3

4

2

3

2

31

3

4

2

3

2

32

3

4

2

3

2

Jumlah

99

109

74

99

80

Sebutan*

77%

Cukup

85%

Baik

58%

Kurang

77%

Cukup

63%

Kurang

Rerata sebutan

72% (Cukup)

Lembar observasi rubrik hasil belajar peserta didik saat diadakan tes setelah seluruh kegiatan pembelajaran di akhir siklus oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 24: Hasil Belajar Peserta Didik

No

Nama

Nilai peserta didik

Kategori

1

Ahmad Aulia Fikri

6

Kurang

2

Ahmad Muhajir Rifani

7

Cukup

3

Dinda Agustina

6

Kurang

4

Fahma Nazmadatul Hasanah

5

Sangat kurang

5

Fauzi Rahim

9

Sangat Baik

6

Gisti Siti Hanifah

8

Baik

7

Haira Hadi

4

Sangat kurang

8

Hayatun Nisa

7

Cukup

9

Helmi Rizki Ramadhani

7

Cukup

10

Herdayani

6

Kurang

11

Lenny Rachmawati

8

Baik

12

M. Zainal Ilmi

6

Kurang

13

Mariyatul Husna

7

Cukup

14

Muhammad Abdillah

8

Baik

15

Ilham Habibie

9

Cukup

16

Zul Padli

3

Sangat kurang

17

Muhammad Kamarudin

6

Kurang

18

Muhammad Latif

7

Cukup

19

Muhammad Muhajir

8

Baik

20

Muhammad Sufian

7

Cukup

21

Nadia Hasanah

8

Baik

22

Nadia Nurrahima

7

Cukup

23

Naofia Dzulfa Hafizza

8

Baik

24

Nurul Hanifah

6

Kurang

25

Nurul Fitriah

7

Cukup

26

Nani Sugianti

8

Baik

27

Rahmaniayah Nur Mawaddah

6

Kurang

28

Taufik Haryadi

8

Baik

29

Zainal Muttakin

7

Cukup

30

Muhammd Abdullah

8

Baik

31

Panji Pramono

7

Cukup

32

Muhammda Abduh

8

Baik


Rerata

6,9

Cukup

Lembar observasi rubrik penilaian terhadap aktivitas peserta didik secara klasikal saat proses pembelajaran berlangsung oleh observer dikumpulkan, beserta hasil wawancara dan dianalisis. Hasil analisis terhadap lembar observasi yang telah diisi oleh observer adalah seperti tabel berikut :

Tabel 25: Aktivitas Peserta Didik secara Klasikal

Peserta didik

Kategori (Diskripsi)

Antusiasme

Peserta didik asyik menyusun yang dikerjakan bersama kelompoknya

Motivasi

Sebagian besar peserta didik memberikan ekspresi yang baik

Keaktifan

Sebagian besar peserta didik ikut serta dalam diskusi kelompok

Percaya diri

Sebagian besar peserta didik memberikan saran dan masukan dalam kelompok

Tidak takut salah

Sebagian besar bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak takut salah

Dari data diatas dapat kita diskripisikan sebagai berikut :

  • Perencanaan penilaian masalah (tabel 1) menunjukkan bahwa, rata-rata perencanaan penilaian masalah rata-rata 75% (cukup);

  • Pelaksanaan pelaian masalah (tabel 2) menunjukan bahwa, rerata pelaksanaan penilaian masalah rata-rata 69% (cukup);

  • Pembuatan acuan kualitas penlaian masalah (tabel 3) menunjukkan bahwa, pembuatan acuan kualitas penilaian masalah rata-rata-rata 63% (cukup);

  • Aktivitas peserta didik dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung (tabel 4) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung rata-rata 69% (cukup);

  • Aktivitas peserta didik secara mandri saat proses pembelajaran berlangsung (tabel 5) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik secara mandiri saat proses pembelajaran belangsung rata-rata 72% (cukup);

  • Aktifitas peserta didik secara klasikal (tabel 6) menunjukan bahwa, aktivitas peserta didik secara klasikal asyik menyusun yang dikerjakan bersama kelompoknya, sebagian besar peserta didik memberikan ekspresi yang baik, sebagian besar peserta didik ikut serta dalam diskusi kelompok, sebagian besar peserta didik memberikan saran dan masukan dalam kelompok, dan sebagian besar bekerja dalam kelompoknya dan tidak takut salah.




BAB IV
PENUTUP

  1. Kesimpulan

  1. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi segitiga dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu menunjukan bahwa 69,33% cukup terlaksana dengan baik;

  2. Aktivitas belajar peserta didk dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi segitiga dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu menunjukan bahwa 79,5% berlangsung baik;

  3. Hasil belajar matematika peserta didik pada materi segitiga dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada SMP Negeri 1 Kusan Hulu, menunjukan bahwa 69% cukup menguasai materi yang diajarkan.

  1. Saran-saran

Mengingat sebagian besar guru belum melaksanakan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada mata pelajaran yang diampunya, diasarankan untuk mencoba menggunakan model pembelajaran ini.











DAFTAR PUSTAKA

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Lampiran, Jakarta

Kemdikbub (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. BPSDMPK dan PMP: Jakarta

Puskur Balitbang. (2006). Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.

Rustam, (2014). Model Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta. Raja Grafarindo Persada.

Sukardi, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Inplementasi dan Pengembangannya. Jakarta. Bumi aksara.

Hamid Muhammad, 2014, Panduan Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama: Jakarta

Hamid Muhammad, 2014, Model Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama: Jakarta

Sri Wardhani. 2013. Bahan Ajar Diklat Penilaian dalam Pembelajaran Matematika SMP/MTs.PPPPTK Matematika: Yogyakarta

Widyantini, Untung TS, Joko P dan Estina E. 2013. Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Project Based Learning(PjBL) dalam Pembelajaran Matematika. PPPPTK matematika: Yogyakarta

http://edukasielektro.blogspot.com/2013/05/pembelajaran-berbasis-masalah.html diaksestgl 14 agustus 2013 http://sin-riyanti.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html diakses tanggal 14 Januari 2016.

http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/ diakses tanggal 14 Januari 2016.

http://www.glencoe.com/sec/teachingtoday/subject/projectbased.phtml diakses tanggal 14 Januari 2016.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2014/05/model-pembelajaran- project-based. html disunting 18/01/2016

http://www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problem-based.html#ixzz3xZd OwKxP disunting 18/01/2016



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR


i

DAFTAR ISI


ii

BAB I

PENDAHULUAN


1


  1. Latar Belakang

  2. Identifikasi Masalah

  3. Tujuan Penelitian

  4. Manfaat Penelitian


1

2

3

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA


5


  1. Definisi Pembelajaran berbasis Masalah

  2. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

  3. Penlaian Tugas Masalah

  4. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Materi Segitiga kelas VII


5

8

9

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN


11


  1. Setting Penelitian

  2. Rencana Penelitian

  3. Langkah-langkah Penelitian

  4. Teknik Pengumpulan Data

  5. Analisis Data

  6. Kriteria Indikator Keberhasilan


11

11

11

13

18

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


21


  1. Diskripsi Kondisi Awal

  2. Diskrpsi hasil Siklus I

  3. Diskripsi Hasil Siklus II

  4. Diskripsi Hasil Sikulus III


21

21

26

31

BAB V

PENUTUP




  1. Kesimpulan

  2. Saran-saran


37

37

DAFTAR PUSTAKA


38

LAMPIRAN-LAMPIRAN






Komentar