MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI KELOMPOK DISKUSI PADA SMP NEGERI 1 KUSAN HULU
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Dalam
proses pembelajaran, salah satu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang memungkinkan bisa
mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini
juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu
masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut,
salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya mendekatkan
aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar
lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis
dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal.
Dari hasil pantauan calon peneliti selaku kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kusan Hulu, selama ini sebagian besar
guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah
tidak lebih hanya
digunakan sebagai tempat bermain-main
siswa pada saat istirahat. Kalau tidak
jam istirahat, guru lebih sering memilih
mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat
jenuh berada di dalam kelas.
Seperti observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 1
Kusan Hulu, guru-guru di sekolah ini memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai
tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang
disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian
besar guru mengaku enggan mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi dan
memerlukan lebih banyak waktu. Selain itu ada
guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok (yang
terdiri guru mata pelajaran) guna mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
Dalam kegiatan diskusi tersebut guru mata pelajaran
bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
B.
Identifikasi
Masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka
dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh
peran guru, dan guru satu-satunya sumber belajar, selain buku paket;
2. Pemanfaatan
lingkuan sekolah sebagai sumber belajar masih jarang digunakan;
3. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas-kelas kelihatannya
lebih ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan
mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan;
4. Sebagian besar
guru berdiskusi mengenai pelanggaran dan perilaku siswa yang dihadapi
bertentangan dengan tata tertib sekolah.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian tindakan sekolah ini difokuskan
pada penelitian masalah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
yang dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi kelompok?”
D.
Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, dapat ditentukan hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah : Diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar di SMP
Negeri 1 Kusan Hulu.
E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan
penelitian tindakan sekolah ini adalah :
a.
Untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui
diskusi kelompok
guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Kusan Hulu;
b.
Guru dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar dan diterapkan pada saat proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kreativiats, motivasi dan
hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pemanfaatan
Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah : (1) menghubungkan
kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran dan
kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta
didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya; (3) mempelajari
kondisi-kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif
methode); (4) mempelajari masyarakat akan memperkuat dan memperkaya
kurikulum melalui pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta
didik memperoleh pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme.
(Douglas dan Mill dalam Rusyan 2001 : 152)
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada
peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih
nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini
adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2)
memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful
learning), (3) memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak,
(4) kegiatan belajar akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan
aktivitas belajar anak (learning aktivities). (Badru Zaman, dkk.
2005)
B.
Diskusi Kelompok.
Pengertian
diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang
dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok
ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang
individu.
Pengertian
Diskusi kelompok menurut
beberapa ahli : Moh. Surya (1975:107)
mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu
proses bimbingan dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk
menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam
diskusi ini tetanam pula tanggung jawab dan harga diri. Moh. Uzer Usman
(2005:94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur
yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau
pemecahan masalah.
Ischak.SW dan Warji R. (dalam Kasianto,2004) mengemukakan
beberapa petunjuk dalam pelaksanaan diskusi kelompok, yaitu :
a. Pilihlah teman yang cocok untuk bergabung dalam belajar
kelompok. Jumlah setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 7 orang.
b. Tetapkan siapa sebagai pemimpin yang akan memimpin
jalannya diskusi atau belajar kelompok.
c. Hentaskan persoalan satu persatu dengan memberi
kesempatan kepada anggota untuk mengajukan pendapatnya. Dari pendapat yang
masuk dikaji bersama-sama mana yang paling tepat.
(Ischak.SW dan Warji R. dalam Kasianto,2004)
Dari uraian di atas, maka di dalam pelaksanaan diskusi kelompok perlu diperhatikan pembentukan
kelompok,
penetapan pimpinan kelompok, penetapan masalah yang akan dibahas dan pencatatan
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
Selanjutnya diskusi
kelompok yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah diskusi yang dilakukan
oleh semua guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran adalah semua guru
yang mengajar mata pelajaran di SMP Negeri 1 Kusan Hulu. Guru mata pelajaran
yang dimaksud adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran : Pendidikan Agama,
PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Penjaskes, Seni
Budaya, TIK, dan Mulok MPA.
Diskusi kelompok pada dasarnya bertujuan untuk mengindetifikasi
permasalahan yang berkaitan dengan siswa, guru, sarana/media pembelajaran, dan
lingkungan sekolah untuk selanjutnya dirumuskan, dan ditentukan solusi terbaik
secara bersama-sama. Artinya setiap guru mata
pelajaran turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam menentukan
solusi terbaik tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sebagai pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan yang
dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok.
BAB. III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi di SMP
Negeri 1 Kusan Hulu, yang ditujukan pada semua guru
mata pelajaran. Adapun alasan
utamanya adalah dari hasil pengamatan dan
informasi dari guru, bahwa hampir semua guru jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
B.
Perencanaan Tindakan
Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa
supervisi (bimbingan kelompok) kepada guru-guru melalui kegiatan rapat konsultatif, agar mampu menyusun skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar secara efektif.
Secara rinci bentuk tindakan dalam penelitian ini adalah :
1. Menyampaikan informasi tentang
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
2. Membimbing guru
menyusun skenario pembelajaran
yang berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
3. Membimbing guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
4. Membimbing guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar.
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model penelitian tindakan sekolah yang dikembangkan oleh
Kemmis & Taggart (2000), dimana pada prinsipnya ada empat tahap kegiatan
yaitu, perencanaan tindakan (planning),
pelaksanaan tindakan (action),
observasi dan evaluasi proses tindakan (observation
and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting).
Alur penelitian secara keseluruhan dapat digambarkan
sebagai berikut :
(Gambar 0.1.
Alur Penelitian)
Secara
rinci prosedur tindakan yang dilakukan adalah :
a.
Membagi guru dalam dua kelompok kecil.
b.
Peneliti memberi penjelasan tentang pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c.
Guru menyusun skenario
pembelajaran dengan
memanfaakan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar dalam diskusi kelompok.
d.
Peneliti membimbing kelompok guru dalam menyusun skenario pembelajaran.
e.
Wakil kelompok
guru mempresentasikan skenario
pembelajaran.
f.
Peneliti memberi masukan terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat kelompok guru.
g.
Guru melaksanakan skenario
pembelajaran dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.
h.
Peneliti mengevaluasi kemampuan guru dalam
mengimplementasikan skenario
pembelajaran.
i.
Dalam kelompok diskusi guru berbagi pengalaman terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran yang memanfaakan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
j.
Target yang diharapkan:
1)
Guru mampu membuat
skenario
pembelajaran dengan memanfaakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
2)
Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan memanfaakan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3)
Guru mampu berdiskusi secara aktif dan kreatif,dan mampu memanfaatkan
diskusi kelompok kerja guru secara
efektif dan efesien dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kegiatan
pembelajaran.
C. Pelaksanaan Tindakan.
1.
Siklus I
1.
Perencanaan Penelitian.
Kegiatan
penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua siklus, mulai
bulan Agustus s/d
bulan September
2014
di SMP Negeri 1
Kusan Hulu pada jam sekolah 08.00 – 02.00
Perencanaan
penelitian meliputi:
1)
Pertemuan
dengan Kepala Sekolah
dan guru - guru, menginformasikan
tentang pelaksanaan penelitian.
2)
Peneliti
menyiapkan skenario diskusi kelompok yang akan
dilaksanakan selama proses tindakan.
3)
Peneliti
menyiapkan instrumen penelitian (
lembar observasi, lembar penilaian kemampuan guru).
2.
Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap
pelaksanaan merupakan tahap inti dimana pelaksanaan diskusi kelompok
berlangsung dengan langkah-langkah berikut.
1) Pertemuan I
Peneliti
selaku kepala
sekolah memberi arahan umum pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
2) Pertemuan II
·
Guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar sesuai skenario pembelajaran yang dimiliki.
·
Peneliti melakukan penilaian pada guru terkait dengan
implementasi pembelajaran sesuai skenario
yang dibuat.
3) Pertemuan III
·
Kelompok kerja guru melakukan diskusi tentang
kendala-kendala pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
·
Peneliti melakukan bimbingan dalam kelompok, terkait
dengan pembelajaran yang diterapkan guru dan merevisi skenario pembelajaran
sehingga menghasilkan skenario pembelajaran yang sesuai
dengan pakem.
3. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan
observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada saat
diskusi kelompok
baik pada pertemuan I, II dan III.
Tahap
observasi bertujuan untuk mengetahui kerjasama, kreativitas, perhatian,
maupun presentasi yang dilakukan guru dalam menyusun skenario pembelajaran
maupun dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
Pelaksanaan
observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi:
(Tabel : 1) Format Observasi
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang diobservasi
|
Jumlah
Skor
Mak.100
|
|||
Kerjasama
|
Aktivitas
|
Perhatian
|
Presentasi
|
|||
(1
– 10)
|
(1 – 40)
|
(1 – 20)
|
(1
– 30)
|
|||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
|||||
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
|||||
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
|||||
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
|||||
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
|||||
6
|
SRIYANTO
|
|||||
7
|
AHMAD DAINURI
|
|||||
8
|
SARWONO, SP
|
|||||
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
|||||
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
|||||
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
|
Adapun skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert
dengan 5 katagori sikap yaitu: sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat rendah. Penilaian dilakukan
dengan memberi skor pada kolom yang tesedia dengan ketentuan sebagai berikut :
skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan
skor 1 = sangat rendah. Untuk mendapatkan nilai digunakan rumus :
Setelah diperoleh nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke
dalam bentuk kualitatif untuk memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru
yang diamati dalam diskusi KKG, penyusunan skenario pembelajaran dan penilaian
pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria penilaian acuan patokan skala lima
sebagai berikut:
(Tabel : 2) Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima
No
|
Rentang Nilai
|
Kreteria
|
1
|
90 – 100
|
A=Baik
Sekali
|
2
|
80 – 89
|
B=Baik
|
3
|
65 – 79
|
C=Cukup
|
4
|
55 – 64
|
D=Kurang
|
5
|
00 –
54
|
E=Sangat kurang
|
( Sutrisno Hadi,
2000)
Tahap evaluasi dilakukan pada akhir tindakan yang
bertujan untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar.
Pelaksanaaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar
penilaian skenario pembelajaran
dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
(Tabel: 3) Format Penilaian Skenario
Pembelajaran
NO
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor (1-5)
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
|||||
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
|||||
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
|||||
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
|||||
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
|||||
6
|
SRIYANTO
|
|||||
7
|
AHMAD DAINURI
|
|||||
8
|
SARWONO, SP
|
|||||
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
|||||
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
|||||
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
Keterangan :
1.
Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat standar
kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, sumber
belajar dan penilaian;
2.
Kesesuaian antara
materi pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran;
3.
Kaitan antara
materi pelajaran dengan pemilihan sumber belajar;
4.
Kesesuaian antara
tujuan pembelajaran dengan sumber bahan dan
penilaian.
(Tabel: 4) Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
NO
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
(1-5)
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
|||||||
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
|||||||
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
|||||||
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
|||||||
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
|||||||
6
|
SRIYANTO
|
|||||||
7
|
AHMAD DAINURI
|
|||||||
8
|
SARWONO, SP
|
|||||||
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
|||||||
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
|||||||
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
Keterangan :
1.
Kegiatan pendahuluan
(apersepsi dan motivasi);
2.
Kegiatan inti
pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan;
3.
Kemampuan guru
mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah;
4.
Kemampuan guru
memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkuan sekolah;
5.
Kemampaun membuat
evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar;
6.
Penutup pelajaran
(memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan lingkungan sekolah).
4.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil
evaluasi pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini
dijadikan acuan untuk merencanakan penyempurnaan dan perbaikan siklus
berikutnya. Semua tahap kegiatan tersebut mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun observasi dan evaluasi dilakukan secara berulang-ulang
melalui siklus–siklus sampai ada peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu
mencapai angka kategori ”baik” dengan rentang skor 80 - 89.
Jika skor yang diperoleh kurang dari 80-89, berarti belum memenuhi target yang ditetapkan, maka perlu
bimbingan pada siklus II
2.
Siklus II
a.
Perencanaan Penelitian.
Pada tahap
ini direncanakan supervisi (pembinaan) dengan menggunakan tehnik diskusi kelompok,
tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar oleh guru mata pelajaran di SMP
Negeri 1 Kusan Hulu yang belum mencapai hasil optimal dalam siklus I.
Berdasarkan
hasil observasi dan refleksi siklus I,dilakukan perbaikan terhadap strategi dan
penyempurnaan pelaksanaan bimbingan di siklus II.
b.
Pelaksanaan Penelitian.
Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan
tindakan pada siklus I diulang
pada siklus II dengan memodifikasi dan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I.
Kegiatan
pada siklus II terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Pertemuan I
a)
Melalui kelompok kerja, guru mendiskusikan tentang
permasalahan-permasalan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar,dalam menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya dicarikan
pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh guru yang dianggap sudah cukup mampu dalam hal tersebut
b)
Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi
kelompoknya.
c)
Guru merevisi dan menyempurnakan skenario pembelajaran dengan mengoptimalkan pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar.
2)
Pertemuan II
a)
Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan
menggunakan skenario pembelajaran yang sudah direvisi
b)
Guru mendiskusikan dan menyempurnakan skenario
pembelajaran yang lengkap dengan pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar
c)
Guru mencatat kekurangan pembelajaran yang perlu
diperbaiki dan disempurnakan.
c.
Observasi dan Evaluasi.
Observasi dilakukan peneliti saat guru berdiskusi tentang masalah atau
hambatan dan pemecahannya dalam kegiatan
kelompok kerja guru
baik secara individu maupun
kelompok.Observasi terhadap aspek sikap guru dilakukan dengan menggunakan
format observasi yang sama dengan format observasi yang digunakan pada siklus I.
Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan siklus II,dengan menggunakan
format penilaian yang sama dengan format penilaian yang digunakan pada siklus
I. Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai juga sama dengan penilaian
pada siklus I.
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil
evaluasi pada akhir pertemuan siklus II,maka dilanjutkan dengan mengadakan
refleksi terhadap kegiatan dan hasil
kegiatan yang sudah berlangsung.
BAB
IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Siklus I
Berdasarkan
pengamatan awal di SMP
Negeri 1 Kusan Hulu, semua guru mata pelajaran jarang
dan bahkan tidak pernah memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, hal ini
disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kemampuan guru untuk memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Selama ini
guru lebih banyak menggunakan buku paket dan alat peraga yang dimiliki sekolah
sebagai sumber belajar untuk melengkapi kegiatan pembelajaran di kelas.
Demikian pula kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan bahkan
tidak pernah dilakukan dengan alasan tidak cukup waktu, masalah keamanan dan
keselamatan siswa.
Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
pembelajaran aktif,
kreatif,
efektif dan menyenangkan
(Pakem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Kegiatan dalam siklus
I ini, diawali dengan kegiatan diskusi kelompok tentang permasalahan yang dihadapi
dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dilanjutkan dengan
informasi tentang manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa dan implementasinya dalam proses belajar mengajar. Saat
guru berdiskusi dalam kelompok pada siklus I, peneliti mengadakan observasi
tentang sikap guru dalam berdiskusi yang hasilnya sebagai berikut :
Tabel. 4.1.1. Data Hasil Observasi
No
|
Nama Guru
|
Aspek
yang diobservasi
|
Jumlah
Skor Mak.
100
|
Kate
Gori
|
|||
Kerjasama
|
Aktivitas
|
Perhatian
|
Presentasi
|
||||
(1- 10)
|
(1 – 40)
|
(1– 20)
|
(1- 30)
|
||||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
8
|
30
|
15
|
27
|
80
|
B
|
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
8
|
30
|
16
|
26
|
80
|
B
|
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
8
|
30
|
15
|
27
|
80
|
B
|
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
8
|
30
|
15
|
27
|
80
|
B
|
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
8
|
31
|
16
|
26
|
81
|
B
|
6
|
SRIYANTO
|
8
|
33
|
16
|
22
|
79
|
C
|
7
|
AHMAD DAINURI
|
8
|
29
|
18
|
23
|
78
|
C
|
8
|
SARWONO, SP
|
8
|
30
|
14
|
25
|
77
|
C
|
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
8
|
33
|
16
|
22
|
79
|
C
|
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
8
|
29
|
18
|
23
|
78
|
C
|
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
8
|
30
|
14
|
25
|
77
|
C
|
Jumlah
|
88
|
335
|
173
|
273
|
869
|
||
Rata-rata
|
8
|
30,45
|
15,73
|
24,82
|
79
|
C
|
Penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk
program perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusum guru dalam
siklus I,didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel.4.1.2. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah Nilai
|
Katagori
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
3
|
16
|
80
|
B
|
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
5
|
4
|
3
|
5
|
17
|
85
|
B
|
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
4
|
4
|
3
|
4
|
15
|
75
|
C
|
6
|
SRIYANTO
|
5
|
4
|
3
|
5
|
17
|
85
|
B
|
7
|
AHMAD DAINURI
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
8
|
SARWONO, SP
|
4
|
4
|
3
|
4
|
15
|
75
|
C
|
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
4
|
4
|
3
|
4
|
15
|
75
|
C
|
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
4
|
3
|
3
|
3
|
13
|
65
|
C
|
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
5
|
4
|
3
|
4
|
16
|
80
|
B
|
Jumlah
|
48
|
43
|
37
|
47
|
175
|
875
|
||
Rata-rata
|
4,36
|
3,91
|
3,36
|
4,27
|
15,91
|
79,55
|
C
|
Sedangkan penilaian implementasi pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada siklus I didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel.4.1.3. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah
Nilai
|
Katagori
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
5
|
4
|
5
|
4
|
4
|
4
|
26
|
86.67
|
B
|
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
22
|
73.33
|
C
|
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
27
|
90.00
|
A
|
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
22
|
73.33
|
C
|
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
21
|
70.00
|
C
|
6
|
SRIYANTO
|
5
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
27
|
90.00
|
A
|
7
|
AHMAD DAINURI
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
22
|
73.33
|
C
|
8
|
SARWONO, SP
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
21
|
70.00
|
C
|
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5
|
26
|
86.67
|
B
|
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
20
|
66.66
|
C
|
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
Jumlah
|
48
|
38
|
44
|
42
|
42
|
44
|
258
|
48
|
||
Rata-rata
|
4,4
|
3,5
|
4
|
3,8
|
3,8
|
4
|
23,45
|
4,36
|
C
|
Data penelitian tindakan sekolah yang
diperoleh dari hasil observasi sikap guru dalam kegiatan diskusi
kelompok kerja guru tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar pada siklus I,hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 79,38. Hal ini
menunjukkan bahwa guru dalam berdiskusi belum menampakkan kerjasama,aktivitas
dan perhatian yang baik terhadap permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar ,sehingga diperlukan
bimbingan yang lebih intensif.
Penilaian implementasi pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di
kelas,hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 78.33. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam mengimplementasikan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan
pembelajaran di kelas belum optimal,sehingga perlu peningkatan.
Dengan adanya hasil observasi
dan penilaian pada kegiatan siklusI maka peneliti melakukan refleksi. Dari refleksi terhadap seluruh
kegiatan pada siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang mengakibatkan
belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar.
Adapun hambatan-hambatan tersebut,antara
lain guru belum sepenuhnya memahami manfaat
lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar, dan guru dalam
memilih sumber belajar dan memilih strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
terlihat dalam skenario pembelajaran guru pada: aspek 1. jenis sumber belajar
dari lingkungan sekolah tidak tercantum, padahal materi pelajaran ada kaitannya
dengan lingkungan sekolah;. aspek 2. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan
media dan setrategi pembelajaran masih kurang; aspek 4. Kesesuaian antara
tujuan pembelajaran dengan sumber bahan,lebih banyak hanya mencantumkan buku
paket sebagai satu-satunya sumber belajar.
Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas, hambatan-hambatan
yang ditemukan adalah sebagai berikut : aspek 1.dalam kegiatan awal,guru tidak
memberi informasi tujuan pembelajaran dan waktunya belum sesuai dengan perencanaan; aspek 2. kegiatan inti, langkah - langkah pembelajaran masih didominasi guru dengan metode ceramah sehingga kurang
sesuai dengan pembelajaran aktif,kreatif,efektip dan menyenangkan (Pakem);aspek
3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah belum
optimal; aspek 6. Penutup pelajaran, guru kurang memberi penekanan tentang
lingkungan sekolah. Hambatan-hambatan tersebut akan disempurnakan pada kegiatan
siklus II.
2. Siklus II.
Pada siklus II,
kegiatan yang dilaksanakan adalah mendiskusikan hambatan- hambatan yang dialami
dalam menyusun skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada
siklus I melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG). Adapun secara rinci uraian
kegiatannya sebagai berikut :
Dalam penyusunan skenario pembelajaran
khususnya pada aspek 1, 2 dan 4 guru melakukan
revisi, dipandu oleh guru yang sudah mampu,dengan bimbingan peneliti/pengawas.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,terkait dengan hambatan pada aspek 1.
kegiatan awal, aspek 2. kegiatan inti, aspek
3. kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah
,dan aspek 6. penutup pelajaran, maka
guru mendiskusikan kembali hambatan tersebut dalam kelompok kerja guru (KKG)
dibimbing pengawas/peneliti. Sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas,
terlebih dahulu dilakukan simulasi atau modeling dengan menggunakan anggota
kelompok guru sebagai siswa.
Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus I,
maka kegiatan pada siklus keduapun
dilakukan observasi,evaluasi dan penilaian. Hasil observasi terhadap sikap guru
dalam berdiskusi pada siklus II dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel. 4.2.1. Data Hasil Observasi
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang diobservasi
|
Jumlah
Skor
Mak.100
|
Kata
Gori
|
|||
Kerjasama
|
Aktivitas
|
Perhatian
|
Presentasi
|
||||
(1- 10)
|
(1 – 40)
|
(1– 20)
|
(1- 30)
|
||||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
8
|
35
|
15
|
28
|
86
|
B
|
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
8
|
33
|
16
|
26
|
83
|
B
|
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
8
|
38
|
18
|
28
|
92
|
A
|
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
8
|
35
|
15
|
27
|
85
|
B
|
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
8
|
32
|
16
|
26
|
82
|
B
|
6
|
SRIYANTO
|
8
|
38
|
18
|
28
|
92
|
A
|
7
|
AHMAD DAINURI
|
8
|
35
|
15
|
27
|
85
|
B
|
8
|
SARWONO, SP
|
8
|
32
|
16
|
26
|
82
|
B
|
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
8
|
33
|
16
|
26
|
83
|
B
|
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
8
|
36
|
15
|
27
|
86
|
B
|
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
8
|
34
|
14
|
26
|
82
|
B
|
Jumlah
|
88
|
381
|
174
|
295
|
938
|
||
Rata-rata
|
8
|
34,64
|
15,82
|
26,82
|
85,27
|
B
|
Hasil penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran(RPP) dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel.4.2.2. Data Hasil Penilaian Skenario
Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah Nilai
|
Katagori
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
4
|
17
|
85
|
B
|
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
6
|
SRIYANTO
|
5
|
4
|
4
|
4
|
17
|
85
|
B
|
7
|
AHMAD DAINURI
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
8
|
SARWONO, SP
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
Jumlah
|
46
|
44
|
44
|
49
|
183
|
915
|
||
Rata-rata
|
4,18
|
4
|
4
|
4,45
|
16,64
|
83,18
|
B
|
Hasil penilaian terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel.4.2.3. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah
Nilai
|
Katagori
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||||
1
|
SRI SUPADMI, S.Pd
|
5
|
4
|
5
|
4
|
4
|
4
|
26
|
86.67
|
B
|
2
|
SITI MUNFAJIROH, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
3
|
SRI ELIANA, S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
5
|
4
|
5
|
27
|
90.00
|
A
|
4
|
RAHMAWATI, S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
23
|
76.67
|
C
|
5
|
ASTUTI, S.PdI
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
6
|
SRIYANTO
|
5
|
4
|
4
|
5
|
4
|
5
|
27
|
90.00
|
A
|
7
|
AHMAD DAINURI
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
23
|
76.67
|
C
|
8
|
SARWONO, SP
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
9
|
SITI SALAMAH, S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5
|
26
|
86.67
|
B
|
10
|
M. RABBIANSYAH, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
73.33
|
C
|
11
|
JAHRATUN NUPUS, S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
Jumlah
|
48
|
42
|
45
|
46
|
44
|
47
|
272
|
656.67
|
||
Rata-rata
|
4,4
|
3,8
|
4,1
|
4,2
|
4
|
4,3
|
24,7
|
82.08
|
B
|
Data
yang diperoleh dari observasi sikap guru pada siklus II, setelah dianalisis ada
peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada
katagori “baik”, dengan rata-rata nilai 84.88. Sedangkan untuk
penilaian skenario pembelajaran dan penilaian
pelaksanaan pembelajaran,masing-masing juga ada peningkatan yang ke arah
yang lebih baik yaitu: untuk skenario pembelajaran berada pada katagori “baik”
dengan nilai rata-rata 82.50,
dan untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas
berada pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 82.08. Dengan melihat
hasil pada siklus II, maka refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada
siklus II ini adalah adanya peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang
diperoleh dalam memprogramkan pembelajaran serta dalam implementasinya di kelas
yang sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru untuk memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang lebih baik.Sedangkan dari jumlah
guru ,75% sudah mencapai kriteria yang ditetapkan.
B. Pembahasan.
. Dari 8 orang guru yang terlibat, 5
orang guru sudah mendapat skor dengan katagori “baik” sedangkan 3 orang dengan
katagori “cukup”.Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan siklus II yang
hasilnya secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 75% guru sudah
mendapatkan katagori baik dengan skor rata-rata 80 – 89.Hal ini sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara rinci perolehan nilai
rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79,38 di
siklus I menjadi 84,88 di siklus II ada peningkatan 5,5. kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata 78,75 di siklus
I menjadi 82,50 di siklus II ada peningkatan 3,75, kegiatan pembelajaran atau
dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 78,33 di sklus I menjadi 82,08 di
siklus II, ada peningkatan 3,75.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I dan
siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Ada peningkatan
kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui
pendekatan diskusi kelompok di SMP Negeri 1 Kusan Hulu.
2.
Peningkatan
kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar di SMP
Negeri 1 Kusan Hulu adalah
B.
Saran
1.
Kepada guru di SMP Negeri 1
Kusan Hulu, di dalam menyusun skenario pembelajaran
agar memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan sekolah dan lingkungan siswa
yang sesuai dengan materi pembelajaran sebagai sumber belajar, dan mengintensifkan diskusi kelompok dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.
Ekowati, Endang. 2001. Stategi
Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.
Kasianto, I Wayan 2004
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Diskusi Kelompok. Laporan
Penelitian Kelas. Tidak dipublikasikan
Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya.
Sarman, Samsuni S.Pd. 2005.
Implementasi Pendekatan Works Based Learning pada Sumber Belajar Masyarakat
dalam Pembelajaran PS-Ekonomi. Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.
Sutrisno Hadi, 2000. Metodelogi
Penelitian. Yogyakarta : Andi
Komentar
Posting Komentar